IPK gw gak seberapa, apa gw gak cerdas?

Dive-in-Water

IPK gw gak seberapa, apa gw gak cerdas?
haha. bahas IPK, ini mah rasis. Tapi disadari atau enggak, hal ini udah jadi bahasan sehari hari buat kamu yang mahasiswa.

Well, balik ke judul, jadi kalo ipk lu rendah, apa jangan jangan lu enggak cerdas?
Jawaban gw adalah….. “IYA, LU ENGGAK CERDAS..”
Oke,apa ada yang mulai tersinggung disini? Halo??
tahan dulu, dibaca sampe abis ya.
Hahaha, well sekarang gw mau nanya lagi, apa sih makna sebenernya dari kata “cerdas”? udah pada belum gak sih apa makna dari kata cerdas? Apa selama ini kita cuma jadi individu yang hidup dalam subjektivitas “cerdas” orang lain?

Orang yang jago dalam matematika, fisika, kimia, dan ilmu bla bla bla (itungan dan logic) lainnya apa mereka cerdas? Tentu saja, mereka cerdas. Kalo gak bisa matematika, fisika dan bla bla apa mereka gak cerdas? Tentu saja , mereka gak cerdas.
Well, menurut simbah HOWARD GARDNER kecerdasan itu dibagi jadi 8 jenis. Jadi semisal kamu gak cerdas di salah satu jenis, gak perlu minder atau putus asa, bisa jadi kamu cerdas di jenis lainnya.
Ke delapan kecerdasan itu adalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan linguistic
2. Kecerdasan matematis & logis
3. Kecerdasan spasial visual
4. Kecerdasan kinetis-jasmani
5. Kecerdasan musical
6. Kecerdasan interpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
8. Kecerdasan naturalis
Penjelasannya bisa dibaca DISINI
Permasalahan yang sering gw temui di Indonesia, seorang anak disebut sebagai anak cerdas atau bahkan jenius kalo anak tersebut jago dalam pelajaran matematis logis seperti matematika atau fisika. Jujur gw sedih, mungkin gw salah satu korban disini (ambil pisau sambil motong bawang merah).
Kebanyakan anak yang tidak jago di bidang matematis logis biasanya mencurahkannya ke bidang lain, entah olahraga, seni, atau yang lain.

Apakah hal ini salah?
Seorang pemain bola jenius Cristiano Ronaldo untuk jadi pro di bidang olahraga sepak bola, apa perlu mempelajari siklus hidup cacing pita ? :v atau bentuk sel mahluk hidup? Well, mungkin kalo dihubung hubungin bisa aja si, Cuma ya gak nyambung langsung. Yah atlit macem Ronaldo itu cerdas, cerdas di bidang kinetis-jasmani, bukan Cuma cerdas bahkan jenius.
Hal ini lah yang menurut gw aneh, terutama dalam sistem pendidikan di Indonesia dimana setiap siswa diminta (diwajibin lebih tepatnya) buat mempelajari semua hal. Gw dulu ada sekitar 17 mata pelajaran, mulai dari yang sains ampe social dll. Well, gak salah kalo ada yang bilang, “nanti pas kerja gw gak ditanya rumus phytagoras apaan”.
Di USA siswa nya bebas memilih mau mengambil mata pelajaran apa, tergantung pada minat dan bakat mereka. Jadi seorang anak yang ingin jadi dokter cukup ambil kelas yang berbau biologi lebih banyak daripada kelas yang lain, bahkan sejak SMP. Dengan begitu saat mereka bekerja, apa yang mereka pelajari sewaktu sekolah tidak lah benar-benar hilang. Mata pelajaran yang lebih sedikit dan terfokus ternyata cukup efektif dari pada yang banyak dan tidak fokus.
Ok, balik ke delapan kecerdasan lagi. Jadii, semua orang itu pasti memiliki salah satu , salah dua, atau salah tiga dari kedelapan kecerdasan diatas. Jadi gak perlu minder kalo kamu gak jago di bidang matematis, bisa jadi kamu cerdas di bidang yang lain (curhatan penulis banget, yang gak suka ngitung angka).
Dan yang terpenting pilihlah sesuatu yang sesuai minat dan bakat, mulai dari sekolah sampai kuliah. Waktu gak mungkin keulang lagi,jadi manfaatin sebaik mungkin.
Jadi balik lagi ke pertanyaan pertama. “Jadi kalo ipk lu rendah, apa jangan jangan lu enggak cerdas?”
Buat gw, “IYA”
Gw emang gak terlalu cerdas di bidang akademik terutama akademik yang berbau matematis-logis (case nya balik ke diri sendiri ya). Yah karena orang dengan tipe spasial-visual yang terjebak di dunia kampus teknik itu “Sesuatu”.
Yang terbaik adalah kita harus mau menerima diri kita sendiri, pilih jalan kita sendiri, karena ini hidup kita sendiri, kita pula yang bikin rencananya (yang ACC tetep Allah ya). Jangan mau hidup di rencana yang ditulis orang lain.
Sekali lagi, kita semua itu cerdas ya, di bidang kita masing2.
Bandung, 1 oktober 2015
@cerdas

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *