[Tugas Oplan Pengganti UTS] Review paper

Tugas review paper pengganti UTS

Fahrizal Bimantara

1101120116

fahrizal.student.telkomuniversity.ac.id

 data-networking-consulting-computer-consultants-long-island-computer-network-support-nassau-suffolk-voip-alpha-computer-group

  1. Erbium Amplifier Dynamics in Wireless Analog Optical Links With Modulator Bias Optimization

Optimisasi modulator bias adalah salah satu cara yang digunakan untuk mentransmisikan daya pada RF dari hubungan optic analog.

Walaupun ketika optimisasi bias digunakan, berarti daya optis pada keluaran modulator dipengaruhi oleh amplitude dari sinyal pemodulasi. Kalau dari paper yang ini, pembahasan yang lebih banyak adalah menunjukan fluktuasi dari daya sinyal pemodulasi, yang berhubungan dengan sifat dimanis dari Erbium Optical Amplifier.

  1. Fungsi EDFA (Erbium Doped fiber amplifiers) dan optimisasi bias di paper ini. Untuk EDFA digunakan untuk meningkatkan gain dari RF , meningkatkan jangkauan dinamis, dan juga digunakan untuk meningkatkan noise figure.
  2. Sedangkan optimisasi bias mengijinkan peningkatan secara simultan pada daya kirim RF dan penurunan daya optic yang terpropagasi pada link. Hal ini dapat mengurangi ketidaklinieran dan mampu meningkatkan link CNR (carrier to noise ratio), gain RF, dan jangkauan dinamis.

Perhitungan kualitas sinyal

  1. Ketika mengirimkan sebuah frame, daya terima RF di maksimalkan oleh optimisasi MZ bias
  2. Sinyal pemodulasi adalah sebuah QAM (Quadrature Amplitude Modulation) orthogonal frequency division multiplexing (OFDM) yang dimodulasi carrier pada frekuensi 1 GHz.
  3. Frekuensi carrier dibatasi oleh penggunaan pengatur pembangkit sinyal. Terpisah dari frekuensi carrier, sinyal menyusun dengan 802.11, yang dibagi dalam beberapa frame sengan symbol sinkronisasi, symbol latihan, dan sebuah muatan OFDM.
  4. Waktu idle antar frame bervariasi antara 0 dan 500 detik. Setelah deteksi, akan dapat di ukur EVM (Error Vector Magnitude)

Variasi EVM dan deteksi daya RF melawan modulasi daya P. EVM diukur untuk 0 dan 500µs, dan waktu idle antara 500 µs panjang frame. Bias dioptimisasi untuk setiap titik agar didapatkan daya RF maksimal yang terdeteksi.  Kalau dari gambar dibawah , garis titik menunjukkan nilai target EVM.,

Metode untuk mengurangi penalti EVM

Strandar gain penjepit dari EDFA digunakan untuk menangkal penalty dari EVM. Tapi, gain rendah akan tersedia dari EDFA dan efektivitas optimisasi bias akan sangat berkurang. Gain RF yang lebih besar dan daya RF yang terdeteksi lebih tinggi akan bisa dicapai saat kita menghindari pemenuhan EDFA. Pembangkit sinyal mengetahui saat fram aktif, hal seperti ini dapat digunakan untuk menjepit daya optic pada input EDFA daripada menjepit gain EDFA.

 

Kesimpulan

Respon dinamis dari EDFA adalah sumber dari penalty EVM ketika optimisasi bias digunakan. Penjepoit daya pada input EDFA oleh listrik ataupun optic berarti dapat menghindari penalty seperti ini. Tapi, pertanyaan menarik yang muncul adalah saat penggantian EDFA oleh amplifier optic semikonduktor, yang menunjukkan respon dinamis yang lebih cepat dan mungkin bereaksi pada variasi daya yang terjadi di sepanjang frame, dikarenakan tinggi rasio daya rata rata dari sinyal OFDM.

 

 

 

 

 

  1. A Review of Optical Burst Switching in Wavelength Division Multiplexing Networks

 

OBS atauOptical Burst Switching termasuk sebagai salah satu model dwitching yang efisien yang digunakan untuk membuat jaringan internet optic di masa depan. Paper ini lebih banyak membahas tentang kebutuhan sebuah teknik yang mampu mendukung persyaratan bandwidth di masa depan yang akan digunakan untuk aplikasi dan pelayanan jaringan IP di masa depan.

Jaringan transport modern seperti sekarang kebanyakan menggunakan teknologi WDM (Wavelength Division Multiplexing) untuk menggunakan bandwidth transmisi pita lebar dari fiber optic. Hal yang perlu kita tahu adalah bahwa setiap multiplexing termausk WDM membutuhkan sbeuah teknik switching. Ada beberapa jenis teknik switching seperti OPS( Optical Packet Switching), OCS (Optical Circuit Switching), dan OBS ( Optical Burst Switching). Dan kalau di paper ini yang dibahas adalah penggunaan OBS.

Table diatas adalah perbandingan penggunaan OPS, OCS, dan OBS dengan berbagai kriteria.

 

Struktur Jaringan OBS

            Sebuah jaringan OBS terdiri dari node-node yang terhubung dengan link serat optic yang mendukung WDM multi-kanal.

Ada dua jenis node pada jaringan OBS, yaitu

  1. Node pinggir yang mengumpulkan paket input listrik kedalam optical burst yang dikirim menuju node inti OBS.
  2. Node Inti adalah yang bertugas untuk melakukan burst switching dari port input menuju port output dan juga mengurusi masalah contention

 

 Pensinyalan OBS

Protocol pensinyalan OBS dikategorikan dari teknik reservasinya. Jumlah dari protocol pensinyalan sudah diusulkan untuk jaringan OBS.

Ada dua jenisprotokol yang diketahui secara luas yaitu :

  1. Protocol Just Enough Time (JET)
  2. Protocol Just In Time (JIT)

 

Penjadwalan OBS

Pada jaringan OBS dengan kanal panjang gelombang ganda per link, sebuah algortima penjadwalan harus digunakan untuk memilih kanal mana yang akan dilanjutkan burst nya.

Algoritma penjadwalan bisa dibagi menjadi dua kategori : algoritma nonvoid-filling dan algoritma void-filling.

 

Contention  Resolution in OBS Networks

Pada jaringan OBS, contention (pertikaian??) antara burst bisa diselesaikan dengan 4 cara.

  1. Deflection , dengan defleksi sebuah burst akan dikirim menuju kanal output berbeda daripada kanal yang awalnya sudah dijadwalkan
  2. Dropping , jika burst yang bertikai tidak bisa dibelokkan (deflection) karena ketidaktersediaan panjang gelombang, port keluaran, atau FDL, lalu data yang hilang akan menjadi tak terelakkan dan yang paling sering adalah untuk menjatuhkan burst data yang akan datang.
  3. Preemption , sebagai alternative untuk dropping, hal ini mungkin bagi burst yang akan dating untuk mendahului burst yang sebenarnya berdasarkan beberapa prioritas atau kelas pelayannya.
  4. Segementation, sebagai penambahan, sangat dimungkinkan untuk memutuskan burst yang akan dating atau yang sudah terjadwal menjadi bagian2 kecil (Segments) dan lalu membelokkannya, menjatuhkannya, atau mendahulukan salah satu segment yang diinginkan.

 

Framework untuk provisioning QoS pada jaringan OBS

Di bagian ini, saya juga kurang paham, tapi maksudnya, adalah pendekatan untuk menjamin penyediakan BLP (Burst Loss Probability) diantara setiap pasang node sumber dan tujuan pada jaringan OBS. Dipertimbangkan juga pada paper ini tentang jaringan OBS tanpa konverter panjang gelombang dan FDL (Fiber Delay Lines).

Jadi asumsinya mengacu pada routing sumber. Yang diasumsikan bahwa jaringan beroperasi dengan routing yang tidak terbagi menjadi 2 cabang. Routing satu jalur ini menggunakan pendekatan untuk menghindari masalah kedatangan burst yang diluar perintah. Dengan asumsi lalu lintas trafik menggunakan proses poisson.

 

Kesimpulan

Sudah banyak sekali penelitian yang berhubungan dengan OBS beberapa tahun  terakhir, dan beberapa pengujian yang sukses juga sudah diimplementasikan untuk digunakan pada berbagai protocol dan arsitektur OBS.

OBS jelas memiliki potensi yang bagus untuk dikomersilkan, tapi masih ada beberapa hal yang peril ditambahkan untuk meningktakan jangkauan layanannya menjadi lebih luas lagi.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *